Bahaya Akibat Kekurangan dan kelebihan Asupan Garam

Bahaya Garam - Garam kembali menjadi sorotan dunia. Hasil pertemuan American Heart Association menunjukkan bahwa konsumsi garam berlebihan berhubungan (baca: bertanggungjawab) pada 2,3 juta kematian dunia pada tahun 2010. Resiko peningkatan tekanan darah karena kekurangan dan kelebihan asupan garam kembali dipertanyakan.

bahaya konsumsi garam berlebihan

Tidak (Benar) kah Garam Memicu Peningkatan Tekanan Darah?



Ini kembali mengingatkan pada debat mengenai kontroversi konsumsi garam yang telah berlangsung sejak 1972 dan hangat hingga kini. Pertanyaan mengenai “apakah pengurangan konsumsi garam berdampak pada penurunan hipertensi?” selalu dibingungkan oleh hasil penelitian yang pro dan kontra. Satu penelitian mengiyakan bahwa garam berpotensi meningkatkan tekanan darah dan  penelitian lain menolak bahwa tidak ada dampak yang signifikan dari pengurangan konsumsi garam dengan penurunan tekanan darah.

Dalam pertemuan American Heart Association’s Epidemiology and Prevention/Nutrition, Physical Activity and Metabolism 21 maret 2013 kemarin dan dirilis di Heart.org, menunjukkan bahwa pertalian antara konsumsi garam dan tekanan darah yang berpotensi serangan jantung sangat kuat. Bahkan menunjukkan angka kematian yang sangat miris, yakni telah memicu setidaknya 2,3 juta kematian di seluruh dunia. Termasuk juga data bahwa 1 dari 10 kematian di Amerika juga disebabkan hal ini.

Peneliti menganalisis 247 survei asupan sodium dewasa dengan klasifikasi berdasar, umur, jender,  wilayah, dan negara antara tahun 1990 dan 2010. Ini adalah bagian dari data Global Burden of Diseases Study  tahun 2010, sebuah studi kolaboratif internasional oleh 488 ilmuwan dari 303 lembaga di 50 negara di seluruh dunia.

Angka Kematian Akibat Konsumsi Garam Berlebihan

Dari total data jumlah kematian akibat konsumsi garam berlebihan tersebut, 60% adalah laki-laki dan 40% perempuan. Hampir satu juta kematian atau sekitar 40% terjadi pada usia dibawah 69 tahun atau lebih muda. Serangan jantung mengakibatkan 42 persen kematian di seluruh dunia, sementara stroke menyebabkan 41 persen. Sebanyak 84 persen kematian terjadi di negara berpendapatan rendah dan menengah.

Data Per Negara
Tingkat kematian tertinggi (per satu juta orang dewasa) karena konsumsi garam berlebihan adalah:

  1. Ukraina sebanyak 2.109, 
  2. Rusia sebanyak 1.803, 
  3. Yunani sebanyak 836.

Tingkat kematian terendah (per satu juta orang dewasa) karena konsumsi garam berlebihan adalah:

  1. Qatar sebanyak 73, 
  2. Kenya sebanyak 78, 
  3. Uni Emirat Arab sebanyak 134.

Rekomendasi Asupan Garam Per Hari

Bila hubungan asupan garam dan peningkatan tekanan darah memang kuat, berapa anjuran konsumsi sodium (garam) normal tiap harinya? Peneliti malakukan meta-anlisis pada 107 percobaan acak untuk mengukur bagaimana sodium mempengaruhi tekanan darah dan bagaiamana perbedaan tekanan darah tersebut berpengaruh pada resiko penyakit kardiovaskular. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asupan sodium normal setiap harinya tidak boleh lebih dari 1.000 mg per hari. Ini adalah jumlah maksimal asupan sodium orang dewasa. Penyakit kardiovaskular mencakup semua penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk stroke.

1000 mg per hari itu sangat sedikit kurang dari 2/3 sendok teh, ya mungkin hampir setengah. Padahal setiap hari kita mendapatkan asupan garam melalui berbagai bentuk makanan. Kalau bahaya minuman manis sebagaimana posting sebelumnya memang mudah untuk memilahnya, tapi garam! Hampir ada di semua makanan. Termasuk makanan siap saji yang kita tidak bisa mengontrolnya. Baca juga makanan apa saja yang mempunyai kandungan garam tinggi.

kelebihan atau kekurangan garam berbahaya
Foto: stock.xchng


Susahnya Menentukan Rekomendasi Asupan Garam Yang Tepat

Mengapa garam selalu menuai kontroversi? Bagaimana tidak, garam itu yang didalamnya mengandung 40% sodium adalah zat yang sangat dibutuhkan tubuh sekaligus berbahaya bagi tubuh bila berlebihan.
P.J. Skerrett  Manging Editor pada Harvard Health mengatakan bahwa tubuh membutuhkan sodium untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, mengirimkan impuls saraf, kontraksi dan relaksi otot, dan mengatur aliran zat lain ke dalam dan keluar dari sel. Sebaliknya asupan sodium terlalu banyak, malah dapat meningkatkan tekanan darah dan membuat ginjal bekerja lebih keras.

The body needs some sodium to maintain the body’s balance of fluids, transmit nerve impulses, contract and relax muscles, and regulate the flow of other substances into and out of cells. Too much sodium, though, can increase blood pressure and make the kidneys work harder (P.J. Skerrett).

Sebaliknya, bahaya kekurangan asupan garam malah lebih hebat dari tekanan darah. Asupan garam terlalu rendah dapat merangsang sistem hormon pada ginjal yang ironisnya ini juga meningkatkan tekanan darah! Terlalu sedikit sodium juga dapat mengaktifkan hormon stres, membuat otot-otot lebih sensitif terhadap insulin, dan menyebabkan tubuh kehilangan kalsium dan magnesium.

Itulah mengapa rekomendasi jumlah pembatasan asupan garam per hari selalu menuai kontroversi. Bila memang berhubungan dengan resiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebagaimana press release AHA di atas, tidak salah bila 1.000 mg asupan garam adalah rekomendasi yang tepat. Namun Anda bisa bandingkan dengan hasil analisis lainnya;

  1. Scottish Heart Helath Study (1988), studi pada 7300 orang Scotlandia menunjukkan tidak ada hubungan antara asupan garam dan tekanan darah.
  2. Intersalt (1988), studi pada 52.200 orang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara garam dengan tekanan darah, namun menduga adanya hubungan antara garam dan peningkatan tekanan darah dengan umur. Namun hasil ini kemudian di revisi pada tahun 1996 dan menunjukkan adanya hubungan kuat antara garam dan tekanan darah
  3. Midgley (1996), meta-analisis pada 56 percobaan klinis menunjukkan bahwa manfaat pengurangan asupan garam itu kecil dan tidak cocok sebagai rekomendasi program diet.
  4. Trials of Hypertension Prevention Collaborative Research Group (TOHP II) 1997, percobaan pada 2400 subjek menunjukkan bahwa pengurangan asupan garam dalam waktu lama tidak menunjukkan adanya penurunan tekanan darah.
  5. DASH (1997), percobaan pada 459 orang menunjukkan bahwa makanan selain garam memberi dampak lebih banyak pada peningkatan tekanan darah.
  6. Graudal (1998), hasil meta analisis pada 114 percobaan tidak mendukung rekomendasi umum untuk mengurangi asupan garam.

Beberapa hasil penelitian tersebut tidak menunjukkan adanya hubungan antara pengurangan asupan garam dan penurunan tekanan darah.  Wajar bila sementara banyak analis dan kritikus kesehatan menyebutnya dengan “politisasi pengetahuan tentang garam.” (Lebih lengkap Anda bisa baca artikel luarbiasa Gary Taubes pada majalah Science Agustus 1998).  Dalam bingkai kontroversi tentang jumlah asupan garam yang ada, rekomendasi asupan yang tepat terbentang antara 2.300 mg sampai 1.000 mg per hari (sebagaimana rekomendasi AHA di atas).

Jumlah asupan garam per hari dan resiko kematian dapat dilihat dalam diagram berikut.


Penelitian tentang garam menurut saya memang sangat susah dilakukan, karena ada banyak variable lain selain garam yang sangat mungkin berpengaruh pada tekanan darah, baik meningkatkan tekanan maupun mengurangi tekanan. Pun pula, efektifitas penelitiannya juga tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Artinya, untuk mengetahui bahwa garam benar-benar berpengaruh pada tekanan darah harus dilakukan dalam waktu yang lama, ironisnya, dalam waktu yang lama tersebut berbagai hal lain sangat mudah mempengaruhi treatment yang dilakukan.

Berita terakhir dari hasil penelitian AHA mungkin menakutkan bagi kita, tapi kita juga bisa memahaminya secara bijaksana. Jangan sampai karena ketakutan, kita benar-benar stop memakan garam. Saya menyempatkan riset berita ini memang karena miris membaca beberapa berita tentang asupan garam. Bahkan beberapa harian nasional pun menuliskannya dengan hiperbola, tidak disertai data yang lengkap, tidak bersumber langsung, dan penerjemahan yang tidak pas. Sebagai masyarakat umum, saya juga berharap pemerintah Indonesia dan kalangan Universitas sering melakukan penelitian kesehatan seperti yang dilakukan AHA, harvard, dan lain-lain, sehingga dapat memberi informasi dan berusaha menjaga kesehatan masyarakat Indonesia dengan lebih baik.

Demikian sedikit ulasan saya mengenai bahaya yang disebabkan kekurangan dan kelebihan asupan garam, sekaligus menyikapi pemberitaan dunia mengenai kontroversi asupan garam dan pengaruhnya terhadap tekanan darah (blood pressure). Bila bermanfaat, sharing juga di jejaring sosial ya ... Terimakasih.

Sumber: AHA, health.harvard.edu, dan beberapa berita online nasional

Judul artikel: Bahaya Akibat Kekurangan dan kelebihan Asupan Garam
Kategori :
Diposting pada: Minggu, Maret 24, 2013
Link Tautan: http://kangbull.blogspot.com/2013/03/bahaya-kekurangan-kelebihan-asupan-garam.html
Mari berbagi pengetahuan dengan menyebarkan artikel ini melalui akun sosial, Facebook, Twitter, dan Google+ Anda. Kebiasaan kecil dan ringan tapi besar untuk menambah wawasan kita.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan-sungkan kasih komentar ya ...
Mari kita berdiskusi dan menuangkan ide dengan sopan dan bebas.