Perkembangan Motorik Halus Anak
foto: Stock.xchng |
Berikut adalah beberapa aktivitas anak berdasarkan perkembangan fungsi motorik halusnya.
Usia 3 Tahun
a. menggambar mengikuti bentuk
b. menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran
c. membuka menutup kotak
d. menggunting kertas mengikuti pola garis lurus
Usia 4 Tahun
a. menggambar sesuatu yang diketahui, bukan yang dilihat
b. mulai menulis sesuatu dan mampu mengontrol gerakan tangannya
c. menggunting zig zag, melengkung, membentuk dengan lilin
d. menyelesaikan pasel 4 keping
Usia 5 Tahun
a. melipat
b. menggunting sesuai pola
c. menyusun mainan konstruksi bangunan
d. mewarnai lebih rapi tidak keluar garis
e. meniru tulisan
Posting sebelumnya misalnya, mengenai cara membuat kerangka pesat terbang mainan, tentu membutuhkan kerja motorik halus. Menyolder, mengebor, mengiris memutuhkan fungsi kordinasi otot jari agar tidak meleset atau teriris. Bagaimana mengasah kerja motorik halus pada anak-anak kita? Perkembangan motorik halus anak dapat berkembang dengan baik bila kita juga berusaha merangsangnya dengan latihan-latihan.
Melatih Fungsi Motorik Halus Anak
Menginjak usia 1 tahun, bayi sudah mulai berkembang kegiatan-kegiatan motorik kasarnya. Saat inipula kita tidak boleh melewatkan untuk membantunya mengaktifkan fungsi motorik halus. Sesekali tidak disuapi dan dibiarkan makan sendiri, dapat membantu balita mengembangkan fungsi motorik halusnya. Kalau Anda coba, tentu Anda akan tersenyum sendiri. Bagaimana tidak, ketika anak saya ikut-ikutan kakaknya makan sendiri dari piring, menjadi kegiatan yang unik. Keduanya saling celoteh, padahal si adik belum pandai bicara, sedang kakaknya yang sudah tiga tahun, menjadi sok ke-kakak-an. Jangan gitu dik …? Itu nasinya tercecer semua … Tapi si adik tidak memperdulikan, terus saja makan, meski seluruh tubuhnya kotor kena makanan. Jangan anggap enteng kegiatan ini lho, selain mengakrabkan keduanya secara sosial, ternyata menjumput makanan pakai tangan atau menyendok makanan adalah skill yang sulit bagi anak-anak. Kalau anak sudah semaunya sendiri, dan makanan menjadi sak latar, (jadi ingat lagu “wakul ngglimpang segane dadi sak latar”) itulah waktunya saya memeri contoh. Saya buatkan gunung-gunungan nasi dikepal pakai ujung jari membentuk seperti kerucut, sedikit lauk diletakkan di atas gunungan itu. Al hasil, anak menjadi cepat bisa makan dengan cara menjumput. Ya, satu jenis skill yang membutuhkan motrik halus bisa dikuasai.
Untuk akselerasi penguasaan kegiatan yang membutuhkan motorik halus, salah satu kegiatan atau rangsangan yang baik untuk digunakan melatih sensor motorik halus adalah dengan melatih dan membiasakan menggambar. Sebagaimana pernah diulas Kompas, menggambar membutuhkan penguasaan atau kecerdsasan kompleks, yaitu cerdas gerak (menggunakan tubuhnya untuk mengekspresikan ide-ide dan perasaannya), cerdas gambar (kemampuan berpikir dalam gambar), cerdas diri (pengetahuan mengenai diri dan kemampuan bertindak berdasarkan pengetahuan tersebut), dan cerdas bahasa (kemampuan menggunakan bahasa untuk menyampaikan apa yang dia maksudkan melalui gambar tersebut). Karena itu tidak salah bila di sekolah TK anak akan lebih dibiasakan menggambar, baik itu membuat bentuk atau mewarnai.
Pengembangan dan perangsangan saraf motorik halus ini juga sangat berpengaruh pada kecerdasan anak. Kecerdasan anak dapat dengan mudah dipicu melalui kegiatan-kegiatan seperti menggambar dan menulis. Menghitung dan menghafal menghitung dan menghafal.
Pada masa awal pertumbuhan, aktivitas menggambar lebih baik daripada menghitung atau menghafal. Anak menggunakan respon berlipat saat menggambar, sehingga ia bisa lebih cerdas dengan latihan dan pengaktifan otak untuk melakukan kinerja saraf motorik halus. Menghafal hanya proses merekam yang sudah ada dan mengeluarkan kembali jika dibutuhkan. Tapi menggambar, anak akan berusaha mengeluarkan ide, membentuknya menjadi sebuah bentuk grafis dan terakhir mendefinisikan dan mendeskripsikannya jika ditanya.
Media lain yang bisa digunakan orang tua untuk melatih fungsi motorik halus anak ada banyak sekali. Orang tua bisa membuatkan media sendiri berdasarkan pemahaman menganai motorik halus. Pakar memberikan contoh bawa kegiatan menyusun balok, memasukkan benda ke dalam lubang, membuat garis, melipat dan merobek kertas, atau mewarnai adalah beberapa hal yang memfungsikan motorik halus. Lihat kembali perkembangan motorik halus anak di atas, Anda akan dapat ide untuk membuatkan media yang tepat untuk melatih anak dapat memfungsikan motorik halus dengan baik. Semoga bermanfaat!
Trimakasih, tulisannya.
BalasHapus