Anak Suka Corat-Coret di Dinding itu Cerdas

Benar kata pakar psikologi anak kalau anak-anak lebih suka menggambar dan mencorat coret di dinding. Ternyata anakku juga berperilaku sama. Waduh! Hampir semua sisi tembok, lebih-lebih kamar tidur menjadi ajang menorehkan karya luar biasa. Lingkaran dan garis centang perenang memenuhi dinding. Buku gambar yang sudah disiapkan seperti tak tersentuh dibanding asyiknya corat-coret dinding kamar. Ternyata, eh ternyata. Pada momen inilah proses menjadi sorang manusia lengkap dengan intelejensi dan emosi sedang berkembang.

Dalam esainya, Marvin Bartel --Thank you very much for the explanation-- menjelaskan bahwa mencoret adalah proses perkembangan anak yang sangat penting. Pada saat ini tahap pembelajaran naluri, yang membentuk otak dan tubuh, sedang dalam proses berkembang untuk menghadapi tugas-tugas yang lebih kompleks di kemudian hari. Jadi, corat-coret atau scribbline adalah kondisi alami masa kanak-kanak.
Anak yang tidak mempunyai kehendak alami corat-coret ini malah patut diperhatikan! Bisa jadi anak pernah mendapat teguran atau hukuman karena corat-coret, padahal seharusnya mereka malah dipuji dan diberi reward atas karya mereka. Efek negatif bagi anak yang tidak berkembang naluri dasar corat-coretnya ialah menjadi terbelakang. Perkembangan mereka menjadi sosok yang ekspresif menjadi terlambat. Bahkan Marvin menambahkan, kemampuan otak dan visual anak menjadi terganggu karena skill untuk mengkoordinasi saraf motorik halus terlambat.

scribble coretan anak di dinding
foto:Stock.xchng
Bila anak-anak suka mencorat-coret di dinding itu karena ia merasa lebih masuk dalam imajinasi yang sedang mereka visualkan. Dinding sebagai media yang luas menjadikan anak bebas menggambar semaunya dan include di dalamnya. Beda dengan media kertas atau buku gambar, media ini terlalu kecil, anak masih merasa berada di luar objek yang ia rasakan.

Karena itu jangan sekali-kali memberikan hukuman kepada anak yang suka corat-coret di dinding. Sekali saja kita memberi hukuman, berarti kita telah kehilangan momen mendidik mereka. Becky Bailey, Ph.D.,  penulis, pakar pendidikan anak dan psikologi perkembangan, mengatakan:

“punishments and rewards are not as useful as some may think. “To succeed in life,” says Bailey, “we need a set of life skills such as empathy, impulse control, time management, organization and problem solving. Each of these skills is learned during conflict moments and by how we handle them. If we attempt to stop conflict through punishment and reward, we lose our teaching moments.”

Memberi Media Corat-Coret Anak

Agar proses perkembangan intelejensi dan emosi tidak terganggu, kebiasaan mencorat-coret anak dapat kita mediasi dengan sesuatu yang tidak merepotkan kita namun tetap nyaman bagi anak.

  1. Dinding untuk sementara dilapisi dengan kertas lebar, bila sudah penuh kita bisa menggantinya.
  2. Tempatkan saja whiteboard atau papan tulis di dinding, dengan ini anak akan tetap bebas karena medianya luas.
  3. Buat dinding khusus yang dibangun dengan lapisan semen hitam halus, sehingga bisa menjadi tempat favorit anak mencorat coret. Ide dari Kasey bisa jadi contoh menarik, ia menggunakan bagian bawah tangga sebagai bagian dinging yang digunakan anak-anaknya corat-coret. (Hi Kasey … , I like your home design, your children scribbling activity gives me much inspiration :) ). 
Untung mau baca-baca dulu, saya tidak sampai menegor si anak. Ternyata anak yang suka menggambar di dinding itu sedang mengembangkan intelejensi, emosi dan kordinasi antara kerja fisik dan otak. Sungguh momen proses anak yang luar biasa. Jadi jangan sampai karena ketidaktahuan kita sendiri anak-anak menjadi korban dan perkembangan emosinya terlambat. Sampai kini ankku yang menginjak umur 3 tahun semakin aktif dan ekspresif.

Judul artikel: Anak Suka Corat-Coret di Dinding itu Cerdas
Kategori :
Diposting pada: Sabtu, Maret 02, 2013
Link Tautan: https://kangbull.blogspot.com/2013/03/anak-suka-corat-coret-dinding.html
Mari berbagi pengetahuan dengan menyebarkan artikel ini melalui akun sosial, Facebook, Twitter, dan Google+ Anda. Kebiasaan kecil dan ringan tapi besar untuk menambah wawasan kita.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan-sungkan kasih komentar ya ...
Mari kita berdiskusi dan menuangkan ide dengan sopan dan bebas.